Osmosis dan Tekanan Osmotik
Osmosis adalah perpindahan pelarut dari pelarut murni ke dalam larutan atau dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya melewatkan ion-ion atau molekul-molekul tertentu dari larutan. Selaput merupakan lapisan tipis berupa zat padat atau zat cair. Kertas, selofan dan perkamen merupakan contoh selaput. Dinding sel makhluk hidup juga merupakan sel selaput. Sebagian besar selaput bersifat semipermeabel.
Osmosis dapat dicegah dengan menambahkan tekanan pada permukaan larutan. Tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat disebut tekanan osmotik larutan. Tekanan osmotik merupakan salah satu sifat koligatif karena tekanan osmotik bergantung pada konsentrasi larutan dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Tekanan osmotik larutan encer dapat dihitung menggunakan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu :
πV = nRT
π = Tekanan osmotik
V = Volume larutan (L)
n = Jumlah mol zat terlarut
R = Tetapan gas (0,0821 L atm mol-1 K-1)
T = Temperatur larutan (K)
Osmosis dan tekanan osmotik dapat digunakan untuk menghitung massa molekul relatif zat, terutama untuk larutan yang sangat encer atau zat yang massa molekul relatifnya sangat besar seperti protein dan polimer.
Osmosis dan Sel mkhluk hidup
Kecenderungan air untuk pindah dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat juga dapat diamati pada sel makhluk hidup, terutama sel hewan. Ketika setetes darah ditambahkan ke dalam dua wadah yang masing-masing berisi larutan hipotonik dan larutan hipertonik, terjadi perubahan yang dapat diamati melalui mikroskop. Larutan hipertonik adalah larutan yang lebih pekat daripada larutan contoh atau larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi daripada larutan contoh. Larutan hipotonik adalah larutan yang lebih encer daripada larutan contoh atau larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah daripada larutan contoh. Dalam hal ini, larutan contoh adalah darah.
Dalam larutan hipertonik, sel darah merah akan mengerut karena air dalam sel darah merah akan berpindah keluar sel. Dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan menggembung karena air dari larutan akan masuk ke dalam sel darah merah. Sel darah merah yang menggembung lama kelamaan akan mengalami hemolisis atau pecahnya sel darah merah akibat tekanan dari dalam sel darah merah tersebut.